microsoft office 2021 full version free download
Oktober 18, 2021
Teknologi terbaru Battlefield
Management System buatan dalam perusahaan dalam negeri siap membantu mejaga
kedaulatan bangsa
JAKARTA — PT Hariff Daya
Tunggal Engineering meluncurkan teknologi terbaru Battlefield Management System
(BMS). Perangkat tersebut bisa membantu memperkuat pertahanan Indonesia mulai
Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Udara (AU).
Seperti dilansir Liputan6.com,
Senin (7/12/2015), selain daya gempur dan daya tangkal, satu hal lagi yang
memainkan peran penting dalam sistem pertahanan negara adalah daya dukung.
Daya dukung di sini bisa
berarti banyak hal, antara lain ketersediaan teknologi terbaru berupa perangkat
lunak dan keras yang dapat dipasang di alat utama sistem senjata (alutsista)
milik Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Melihat hal ini sebagai
peluang dan sejalan dengan keinginan untuk mendedikasikan diri bagi negara, PT
Hariff Daya Tunggal Engineering menawarkan solusi dan inovasi dengan
meluncurkan teknologi terbaru BMS.
Didirikan oleh sekelompok pria
jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB), pada tahun 2012 PT Hariff menciptakan
Battlefield Management System (BMS). BMS ini merupakan bagian kecil dari
Jaringan Aman Mandiri (JAM) yang dikembangkan oleh PT Hariff.
“Inspirasi BMS ini dari
kejadian nyata. Dulu ada pasukan yang baku hantam dengan temannya sendiri di
medan perang. Itu terjadi karena sistem yang digunakan pasukan tersebut tak
mampu bedakan mana teman, mana lawan, saat di medan perang,” terang Presiden
Direktur PT Hariff, Budi Permana.
Menurut Budi, teknologi
terbaru BMS yang dikembangkan ia dan koleganya dapat mencegah terjadinya hal
demikian. Karena semua sistem di BMS dikembangkan dengan protokol dan enkripsi
data buatan sendiri, kerahasiaan manuver pasukan dan komunikasi data hanya dapat
diketahui dan diterima oleh pasukan sendiri atau secara teknis, hal itu dikenal
dengan istilah no interception dan no backdoor.
“Melalui jalur komunikasi yang
sudah ada, saat sistem menyala, layar pos komando dan kendali taktis, serta
markas besar, dapat mengetahui apa yang terpantau oleh pasukannya di lapangan,
tapi pihak luar gak akan tahu,” ujar Budi bersemangat.
Teknologi terbaru BMS sudah
diuji coba pada Oktober 2014 lalu, yaitu di dalam Panser Anoa, di dalam Tank
Marder, dan di dalam Main Battle Tank (MBT). Lalu hal yang menarik adalah, BMS
sudah diajarkan, atau menjadi bagian dari kurikulum di Pusat Pendidikan
Kavaleri TNI Angkatan Darat.
Kemudian yang terakhir, meski
komponennya masih dibeli dari luar, Budi menegaskan pihaknya tidak mengkhawatirkan
soal embargo, apabila suatu saat negara yang menjual komponen tersebut
tiba-tiba berseberangan dengan Indonesia.
“Komponen ini memang dari
luar, tapi bukan berarti kita bergantung ke satu negara saja. Misalnya, kalau
suatu negara yang komponennya kita pakai menetapkan embargo, ya kita tinggal
cari ke negara lain saja karena di luar komponen seperti ini banyak,” terang
Budi.
Tak Dijual ke Luar Negeri
Teknologi terbaru yang
dikembangkan PT Hariff tidak kalah dengan buatan luar negeri. Budi berharap,
melalui pemanfaatan JAM akan terwujud sistem keamanan informasi yang mandiri
dalam penyelenggaraan pengamanan informasi rahasia negara. Menurutnya, JAM
berdampak positif terhadap berbagai aspek seperti politik, kemanan, sosial dan
ekonomi.
Dia menegaskan, pihaknya siap
mewujudkan JAM sebagai teknologi terbaru berbasis komunikasi yang aman dengan
menyediakan perangkat seperti hardware dan software hingga jalur broadband yang
dikembangkan sendiri.
“Sudah saatnya Indonesia
menjaga kedaulatanya di era teknologi canggih dengan menggunakan karya-karya
terbaik para putra-putri bangsa sendiri. Indonesia jangan menjadi ‘rumah kaca’
yang bisa terdeteksi semua lalu lintas informasinya” tutur Budi.
Teknologi terbaru komunikasi
antisadap yang diracik PT Hariff dikerjakan dengan memaksimalkan sumber daya
dalam negeri. “Pekerja di perusahaan kami ada 350 orang yang semuanya warga
Indonesia,” kata Budi.
PT Hariff berkomitmen
memproduksi alat antisadap tersebut untuk keperluan dalam negeri, misalnya
jalur komunikasi operasi TNI, komunikasi antar lembaga negara dari pusat dan
daerah, serta jalur komunikasi khusus Public Protection Disaster Relief (PPDR)
di tiap kabupaten. Contoh lainnya mengamankan data-data penting Pemilu agar
tidak diusili pihak luar.
“Kami ingin memperlihatkan kalau di negeri ini bisa membuat alat anti sadap. Sekarang sudah ada perangkatnya, mau dipakai atau enggak?” tegasnya. Wartawan yang penasaran apakah produk perangkat antisadap ini akan dijual ke luar negeri oleh PR Hariff? “Dalam negeri saja. Kami mengusung semangat nasionalisme,” pungkas Budi.