Combine Arms Live Fire Exercise (CALFX) Latihan Garuda Shield 2021

15 Agustus 2021

CALFX dalam Latihan Garuda Shield 2021 (all photos : USARPAC, Puspenerbad, 25th Infantry Division)

Task Force Warrior and the Indonesian Army went all-out during a combined live fire exercise in Baturaja, Indonesia to cap off Garuda Shield 2021.


The live fire range included M142 High Mobility Artillery Rocket Systems (HIMARS), AH-64 Apache helicopter live fires, field artillery, mortars, explosive engineer breaches, and infantry maneuvers.


Garuda Shield 21 is a two-week joint exercise between the United States Army and Tentara Nasional Indonesia (TNI-AD Indonesia Armed Forces).


The purpose of this joint exercise is to enhance and enrich the jungle warfare ability of both the U.S. Army and Indonesian Army. (USARPAC)


Danpuspenerbad Mayjen TNI Teguh Pudjo Rumekso menghadiri kegiatan CALFX (Combine Arms Live Fire Exercise) dalam rangka kegiatan Garuda Shield 15/2021 di Puslatpur, Baturaja.


CALFX merupakan acara puncak dalam rangkaian kegiatan garuda shield yang diselenggarakan pada tanggal 1-14 Agustus 2021.


Materi yang dilaksanakan penerbad dalam latihan ini yaitu Air Insertion, Medical Evacuation dan Live Fire. (Puspenerbad)


Puncak Latma Garuda Shield 15/2021 di Baturaja Bermacam alutsista gabungan kedua negara bermanuver dalam sinergi sebuah serangan

Baturaja. Pertahanan yang kuat memberikan jaminan terhadap sebuah kedamaian, demikian terucap oleh Komandan Kodiklatad, Letjen TNI AM. Putranto, S.Sos. selaku Komandan Latma Garuda Shield-15/2021 pada saat mendampingi Commander of 25th Infantry Division, Brigadier General Joseph A. Ryan meninjau puncak Latma yang berupa Combine Armed Live Fire Exercise (CALFEX) di Pusat Latihan Tempur Kodiklatad Baturaja. Kamis (12/8/2021).


Bertempat di ketinggian titik tinjau daerah latihan Puslatpur, Komandan Latma Garuda-Shield-15/2021 dan Commander of 25th Infantry Division menyaksikan langsung manuver gabungan antara pasukan TNI AD dan US Army yang secara taktis mendekati sasaran dan menghancurkannya dalam babak-babak serangan.


Diawali dengan 4 helikopter serbu AH-64 Apache milik TNI AD and 2 milik US Army yang melaksanakan air insertion lalu menembakkan misil Hellfire, rudal dan munisi 30 mm ke sasaran, kesenjataan Armed melanjutkan bantuan tembakan dengan menggunakan Multiple Launcher Rocket Systems milik TNI AD yaitu ASTROS dan HIMARS milik US Army. Selain itu dilibatkan juga Meriam KH 178 milik TNI AD dan M 119 US Army sebagai tembakan konsolidasi.


Setelah bantuan tembakan diberikan maka dengan gerakan taktis satu Batalyon Infanteri menyerang sasaran dengan formasi dua kompi pasukan Infanteri TNI AD dan satu Kompi US Army didukung oleh satu Kompi Bantuan yang terdiri dari gabungan pasukan kedua Angkatan Darat. 


Dalam serangan ini pun pasukan Infanteri kedua negara mengkombinasikan serangan dengan menggunakan senjata perorangan dan senjata kelompok seperti mortir 60 mm, 81mm dan 120 mm serta Senapan Mesin Ringan (SMR).


Dari Latma terbesar yang pernah diselenggarakan antara TNI AD dan US Army ini terlihat jelas bahwa kemampuan manuver prajurit dan alutsista TNI AD di medan latihan dapat mengimbangi pasukan dengan kekuatan militer terbesar di dunia tersebut. Profesionalitas prajurit TNI AD dan pasukan dari 25th Infantry Division US Army yang terdeskripsikan dalam pelaksanaan latma ini menunjukkan bahwa kedua kekuatan Angkatan Darat siap menjaga kedaulatan masing-masing negara di kawasan Indo Pasifik. (Kodiklat)

Swipe Right or Left 1th Richbean

AYO LAWAN COVID 19

INGAT 3M YA ..! MEMAKAI MASKER, MENCUCI TANGAN DAN MENJAGA JARAK